Kamis, 26 November 2009 0 komentar

meemukan kehidupan-searching a life




selasar cahaya memenuhi belantara, menggetarkan rerimbunan, dan seolah mengakar sepi di lautan hamparan bintang

semua tampak begitu jelas, ketika hujan mengalirkan kehidupan,dan matahari
menciptakan harapan. bahwa manusia hadir untuk melindungi segenap alam.

sekalipun gemericik suara-suara alam itu masih terdengar, sekarang seolah sudah terlalu lama kita berdiam disini. sekedar memandang. dan tanpa berpikir. bagaimana meluruskan alam kembali?

sementara, bibir kita hanya siap berombak ketika suatu musibah menyapa kita.
dan kita tak pernah peduli bahwa alam juga punya hati, perasaan dan jiwa.
mungkin, kita sulit mengerti apakah arti kehidupan, alam, bumi dan tempat dimana kita tinggal dalam keberlangsungan hidup kita?

kini, semua pemandangan menyedihakan telah kita saksikan bersama-sama. setiap hari. bahkan setiap menit. kita sudah kehilangan tempat tinggal kita.
kecuali kita mau berubah.
sejauh manakah kita akan berubah? Hal itu akan menentukan nasib manusia di masa depan.


Translate By GoogleTranslate

meets wilderness corridor of light, vibrating grove, and as rooted in a sea of lonely stretch of the stars

all seems so obvious, as the rain poured life, and the sun
create hope. that human beings exist to protect the whole of nature.

though the rush of natural voices were still heard, it was too long as we stay here. just look. and without thinking. how natural re-align?

whereas, our lips are ready only when a disaster wavy greet us.
and we never care that nature also has a heart, feelings and soul.
possible, it is hard to understand what the meaning of life, nature, earth and the place where we live in our survival?

now, all the sights we have seen menyedihakan together. every day. even every minute. we've lost our homes.
unless we want to change.
Which as far as we are going to change? This will determine the fate of mankind in the future.
Rabu, 25 November 2009 0 komentar

searching


Where I had to find myself?
at the end of a light? clarity on the edge of the ocean's heart? or at the end of the long wait?

Where I have to find a way in the simplicity of thinking?
in the event curves? through the evening breeze? or in the rain droplets?

The more I looked, the more I did not find. and the more I am far from where I come from, I am increasingly difficult to return. the rest, I like the traveler who never found a way back and the road in front of him. The day, I was getting lost in the state, in the grove the issue, in the jungle of doubt, in the wilderness of exile, in the quiet hills, uninhabited house, the sun of darkness, in a murky mist.

forever. I can not go back. pick up the dream and reality the same for me now

Senin, 23 November 2009 0 komentar

in your eyes, I was silent for a long

Too quiet, when your eyes are cold through the space in my solitude. Perhaps, this is what I've hoped for. Or maybe, this is something that never even crossed my mind. Look, my body would not be able to sustain a drop of wisdom that came out of gracefully said you said. And I'm just biased silent.It never even looked at you, even once.


Jumat, 20 November 2009 0 komentar

dew



dew., too long I found the sun.moreover, my eyes no longer able to speak about the Your secret presenceso, I'm not able to carry pieces of Your blessings to the genuine gratitudeGod, I am exaggerating in calling your name?but, lower myself in terms of being in this world.I do not want to live any longer, if I'm just going to make you angry.but keep me in Your Kingdom with Your will, if I make you feel not in vain created me.because, only to You I ask for mercy and grace.
Selasa, 10 November 2009 0 komentar

perpisahan(2)

;hari-hari larut, ketika hati ini sibuk mencari tempat tumbuh, melupakan remahan waktu, sembari membukukan kenangan,

sudah sepekan, apa yang kita sebut perpisahan menjadi kenyataan. aku mulai gagap membicarakan segala hal yang menuliskan namamu. bahkan, sketsa wajahmu telah berhasil kehapus tadi pagi dengan keteguhan. untuk itu, aku pikir buat apa menyimpan pecahan-pecahan cerita yang telah ku susun beberapa bulan terakhir, hingga demikian panjangnya, hingga aku sulit mengeja satu persatu peristiwa, dan begitu detil. hari ini, tepatnya tadi pagi, telah ku gugurkan semua pikiranku tentangmu, tentang kita, tentang apa yang telah kita lalui. demi hatiku yang ingin sekedar menghirup napas dengan label tanpa dirimu

barangkali kau lupa, apa yang telah kita sepakati. kita bukan lagi sejumput rumput dan ilalang yang selalu berdampingan sekarang! bahkan kau sendiri yang memutuskan.
maka aku sangat kaget sekali, ketika hari ini kau mengatakan bahwa aku harus pulang lagi padamu, kembali memeluk janji yang minggu lalu kau sia-siakan, merobohkan keteguhanku tadi pagi, menyuruhku membuka lembaran baru, memaksamu mengikuti kemana kakimu menemukan jalan.

Uhf,..apalagi yang harus aku katakan, kecuali "aku tak sudi, perempuan". aku sudah cukup bermalam dimatamu yang sepi, dan sangat bosan dengan bibirmu yang tak memberiku senyum lagi, apalagi percakapan kita layaknya pertunjukan opera atau sebuah episode sinetron yang tak memiliki arti dan sia-sia.-sebenarnya kita sudah jauh, jauh lebih lama dari yang kita tahu-

"matamu, terlalu dingin untuk ku bawa mengarungi kehidupan, sudahlah pergilah menjauh, jangan lagi kau rangkai huruf-huruf namaku di hidupmu,...aku yakin dimana dermaga yang akan kau tuju, menjadi dermaga yang terakhir bagimu, selama itu aku kan berdoa di sela-sela perjalanku sendiri..."

;angin berhembus,..lebih dingin dari biasanya,...
dan kitapun terbawa oleh waktu,

Catatan : Terinspirasi dari sebuah serial FTV  Berjudul "Seminggu, kita disini lagi"



Rabu, 04 November 2009 0 komentar

dibunuh sepi


;aku memang seorang yang angkuh...

Lebih baik dibunuh sepi, daripada
terkurung waktu,

lebih baik mati di tepian sunyi, daripada
mengejar impian palsu...
Selasa, 03 November 2009 0 komentar

perpisahan (1)

suara laut, seakan bergetar pada tubuhku membuka tabir-tabir yang belum pernah terbuka.
dan matamu terus memburuku seolah hari ini akan kulepas dirimu.

dan apa yang akan kita bicarakan pada keesokan hari(?).bahkan hari ini saja kita tak tahu apa yang kita bicarakan.lelah, menatap hari-hari ke depan yang seakan bukan untuk kita-sebenarnya tidak seperti itu-.lalu, matamu berbisik bahwa hari ini dan seterusnya kita bukan lagi sepasang kupu-kupu yang biasa hinggap di pekarangan rumah atau kebun-kebun, melainkan angin yang bertiup selama kita masih mau berjalan.

dulu, hiasan-hiasan yang kurenda di balik jubah cerita kita, sudah kuanggap akan menjadi abadi selama kita mau.tapi hari ini aku sadar, bahwa pagi yang begitu cerah bisa saja berubah mendung dan turun hujan.bahkan tak kan berhenti.lalu, apakah yang kau cari selama menyelami mataku hari-hari kemarin?.sudahlah, aku tak mau mengerti lagi bahwa beberapa perbedaan yang membuat kita menagis dan lemah, bahkan di saat-saat seperti ini.lebih baik menemukan jalan yang akan kita tuju selain menemukan matahari yang akan membawa kemana hati ini akan tumbuh.

rasanya lelah sekali,melihat dan mendengar percakapan-percakapan palsu kita bahkan ketika kita menganggap itu adalah sebuah hal yang nyata.dan aku pun tahu, kau pun juga tahu, mestinya kita tidak seperti itu.

:dan malam telah sunyi, ketika aku segera ingin pergi...

ingatkah dirimu ketika kita belajar mengeja rindu menjadi pertemuan?.atau mungkin kau sudah lupa.atau bahkan tak pernah mengingatnya.atau bahkan tak bernai mengingatnya.
Lebih lagi, ketika kau tanyakan darimana kudapatkan rindu ketika jarak memisahkan kita?mengapa kau tidak tanyakan saja darimana datangnya luka ketika dirimu menjelma sepi di tepian malam?



kini, akan kubiarkan kau berjalan diatas pikiranmu-bukan pikiranku- yang aku tak akan tahu akan membawamu kemana.entah sampai kapan aku tak akan tahu.dan saat ini juga, bahwa tidak ada jarak diantara kita kecuali apa yang kita sebut perpisahan.


Catatan : Terinspirasi dari sebuah serial FTV  Berjudul "Seminggu, kita disini lagi"


 
;