Senin, 18 Mei 2009 1 komentar

hujan mengalir di matamu, dan aku hanya bisa terdiam,



(dan akhirnya): hujan pun mengalir di matamu,
apa yang bisa aku lakukan,
tidak ada
sama sekali tidak ada

ketika itu, (tahukah kau bahwa ada badai di tubuhku?)
wajahmu memucat, seperti embun
yang kulihat pagi tadi,
walaupun sekilas lembut,
tapi dingin,
dan aku juga tahu, itu menyimpan keppedihanmu,


(dan akhirnya suaramu tenggelam dalam nafasmu)
meski baru kusadari, lidahku kelu melihatmu membisu
dinding-dinding pipimu meremuk redam,
seolah kau telah lama sekali dalam kegelisahan
dan aku pun mengerti,
bahwa hitam di garis matamu itu,
telah lama kau simpan sendiri
; karena hujan-mu tak kunjung reda dan berakhir

mungkin,(hanya malam ini aku akan berkata seperti ini)
hanya dengan bau tubuhmu aku bisa tidur dengan tenang malam ini,
dan dengan sedikit sisa potongan kata-katamu yang terakhir,
hatiku akan terbawa mimpimu yang tenang.

(tapi apa yang bisa kulakukan untukmu, kasih?)
malam ini matamu begitu sayu,
dan aku tahu itu karena sembilu yang membiru
di hatimu

(malam terus berlarut-dalam keheningan-)
hujan terus mengalir di matamu,
dan aku hanya bisa terdiam,


Terinspirasi dari sebuah Novel "Ketika Malam Sendirian"

Jumat, 15 Mei 2009 0 komentar

sembilu di pertengahan mei,....

embun yang begitu halus,
ketika mataku menyentuk titik-titik matahari,
aku tak bisa membantah,
bahwa embun itu adalah sekumpulan keraguanku pagi ini,


Lalu,ketika apa yang kusentuh
menjadi bara api, yang bahkan lebih
panas dan membakar dari panasnya
tubuhku ketika marah,
aku sadar, bahwa,
sekarang aku harus menguliti diriku sendiri
hingga aku bisa melihat kenyaataan yang sebenranya terjadi,


senakin lama aku bergelut dalam kabut,
aku pun mengerti, bahwa
sebenarnya keangkuhan bukanlah jalan
menuju yang telah ditetapkan,
melainkan jalan lain, yang
seharusnya tak kupilih,

lama-lama aku tahu juga,
bahwa sembilu hari ini,
bukanlah cermin pagi besok,
melainkan harapan yang akan terwujud
jika saja aku mau dan mampu meredam
nafsu dan hasrat memiliki hari ini,

selamanya akan terus begitu,
dan aku tak akan tahu,
semuanya akan berakahir,.
Kamis, 14 Mei 2009 0 komentar

memaknai sesuatu yang telah berlalu...

memaknai sesuatu yang telah berlalu,
yang telah jauh berlalu,
bahkan sesuatu yang telah jauh hilang,
bukanlah suatu cara untuk mencapai derajat
keisitimewaan, atau meningkatkan rasa ketinggian,
semata-mata hanyalah untuk mengembalikan nilai
yang terkandung dalam sesatu yang telah berlalu,
yang telah jauh berlalu itu,...
0 komentar

suara angin berhembus dari selatan...

kubayangkan bahwa,
mataharu kini kian terasa menyengat,
hingga kulitku terbakar,
melepuh,
melepuh, dan
lama-lama aku tak punya kulit,

manusia berkata: " hanya saja aku tak punya waktu sepanjang itu, kalu saja punya akan kupadamkan matahari dengan tanganku sendiri, setidaknya matahari dalam diriku"

aku tak pernah berpikir sekalipun,......
bahwa angin dari selatan itu adalah yang membawa
segala sesuatu menuju tempat asalnya,
kembali ,
pulang,
dan kudengar suara angin berhembus dari selatan,....



Rabu, 13 Mei 2009 0 komentar

menengelamkan harapan di atas sepi

kumulai dari ujung matahari,....

hingga akhirnya kucabut angin dari penjuru utara,

begitu seterusnya,

samapai aku terbaring, di pelupuk kegelisahan,
 
;