Minggu, 11 Maret 2012

Review Album Metropolis Part.2 : Scene from A Memory




Artis/musisi   : Dream Theater
Judul album   : Metropolis Part.2 : Scene from A Memory
Tahun rilis     : 1999
Jumlah lagu    : 12 Lagu
Setting cerita : Thn. 1999 dan 1928
Plot                 : Maju-mundur
Tokoh             : Nicholas, Victoria Page, Edward Baynes, Julian, Old man, The Hypnoterapist.


Untuk kali ini saja, saya harus melanggar aturan saya sendiri, bahwa blog ini pada awalnya memang akan saya isi dengan tulisan-tulisan pribadi berupa puisi atau cerita pendek. Oleh karena beberapa bulan terakhir, saya tak kunjung juga menambah tulisan baru di blog ini, kali ini ijinkan saya untuk “menceritakan” pada Anda semua mengenai sebuah album musik yang dalam kapasitas penilaian saya, sebagai penikmat musik awam, album ini merupakan album yang sangat mengagumkan. Yak,  Dream Theater, dengan judulnya albumnya Metropolis Part.2 : Scene of Memory, yang merupakan sekuel dari salah satu lagu di album Image and Words, yaitu lagu yang berjudul Metropolis Part.1 : The Mirracle and The Sleeper. Bolehlah saya mulai dengan bagaimana saya bisa menemukan album ini. Ada seorang teman berkunjung ke kostan saya, kemudian memutar lagu “The Spirit Carries On” lewat handphone-nya, karena lagu tersebut iramanya cukup nyaman  ditelinga (belum mengerti liriknya) singkat cerita saya meng-copy lagu itu ke komputer. Hingga berbulan-bulan lamanya, lagu tersebut saya putar beberapa kali (shuffle), but it’s no different. Hingga pada akhirnya, saya iseng untuk mencari liriknya di internet, dan ternyata liriknya bukan seperti lirik lagu-lagu kebanyakan yang melulu tentang jatuh cinta, patah hati atau segala masalah karena kedua hal tersebut. Ya, lirik lagu “The Spirit Carries On”, dalam pemahaman saya menceritakan tentang kehidupan setelah kematian, pencerahan dan kesedihan yang amat mendalam.
Oke, cukup sampai disitu mengenai “sejarah” perjumpaan saya dengan salah satu album legendaris Dream Theater ini, mari kita mulai untuk melihat apa isi album spektakuler ini. Album ini dimulai dengan suara seorang lelaki sedang memberikan instruksi untuk menarik napas dan membuat seseorang yang lain bisa merasa rileks (seperti orang yang sedang menghipnotis dalam acara-acara magic) dengan hanya diiringi detikan jam yang cukup keras. Kemudian memasuki menit 01:02 barulah terdengar samar-samar suara iringan gitar, dan kemudian barulah suara James LaBrie, vokalis Dream theater terdengar. Itulah lagu yang berjudul “Regression”, merupakan lagu pertama di album ini. “Regression” merupakan potongan dari lagu “The Spirit Carries On” dengan sedikit pengubahan lirik. Berbeda dengan album-album musik lainnya, album ini memiliki jalinan cerita yang terselip diantara tiap-tiap lagu dan runut. Artinya, lagu pertama sebagai pembuka, dilanjutkan dengan lagu kedua dan seterusnya, hingga lagu kedua belas yang merupakan penutup cerita. John Petrucci, sang gitaris yang menulis 5 buah lirik dalam album ini sekaligus penggagas ide cerita, harus saya akui kemampuan bermusik dan kreativitasnya yang sangat tinggi. Disinilah, kepiawaian Dream Theater, sebagai group band yang kesemua anggotanya memiliki catatan bermusik yang berbobot, benar-benar ditunjukkan kepada seluruh fansnya.


Kisah seorang pemuda dan seorang gadis di masa lalu
Kedua kalinya, saya menemukan album musik dengan konsep yang mirip, yaitu dengan menjalinkan lirik-lirik dalam lagu menjadi kesatuan cerita yang utuh, yang dapat dinikmati. Pertama kali, saya menemukan album dari Indonesia, yaitu album Good (for my soul) dari Andre Harihandoyo dan Sonic People, namun liriknya kesemuanya bahasa inggris dan jalinan ceritanya lumayan runut, tapi bercerita tentang cinta biasa, but it’s good. Nah, untuk kedua kalinya, album Dream Theater ini membuat urat penikmat musik saya berdiri, bukan hanya karena lagu-lagunya yang memikat telinga, tapi juga karena jalinan cerita cinta tragis dan penuh misteri yang terselip diantara barisan lirik.
Nicholas, seorang pemuda yang hidup di tahun 1999 merasa hidupnya selalu dihantui sesosok wanita bernama Victoria Page.  Dalam mimpinya, dalam bawah sadarnya, Nicholas merasa harus mencari tahu siapa jati diri Victoria ini. Pada akhirnya, Nicholas pergi ke seorang Hypnotherapist, yang pada lagu pertama (“Regression), sangat jelas bahwa Nicholas baru saja dibawa Hypnotherapist menuju alam bawah sadarnya untuk bertemu Victoria. Hal ini sangat jelas di baris terakhir dari lagu Regression, “Hello Victoria,  so glad to see you my friend”, bahwa dalam alam bawah sadarnya Nicholas telah bertemu Victoria. Digambarkan juga dalam lirik lagu “Strange deja vu” bahwa Nicholas diceritakan masuk ke rumah Victoria, dan merasakan perasaaan yang tidak asing, seperti sudah terbiasa di rumah itu. Lagu-lagu berikutnya, akan bercerita tentang proses terapi hipnotis Nicholas dan tentunya bagaimana pertemuan Nicholas dengan Victoria.
Pada akhirnya, Nicholas percaya bahwa Victoria adalah seorang gadis yang hidup di tahun 1928 dan entah kenapa Nicholas merasa memiliki kedekatan yang begitu mendalam dengan Victoria, meskipun mereka hanya bertemu di alam bawah sadarnya. Lagu-lagu selanjutnya, menceritakan tentang pertemuan Nicholas dengan Old Man (Pria Tua), yang memberitahukan bahwa telah terjadi pembunuhan seorang gadis muda dalam berita di headline koran (tahun 1928), tidak lain dan tidak bukan gadis itu adalah Victoria Page. Jadi, anggapan awal saya, core story-nya adalah pencarian Nicholas mengenai sosok Victoria Page (mengapa dia dibunuh dan siapa yang membunuh) melalui alam bawah sadarnya. Lirik-lirik selanjutnya menggambarkan bahwa Victoria mempunyai mata yang sangat indah, dalam lagu “Through her eyes” ,
.........
I’m learning all about my life
By looking through her eyes
.........
And as her image
Wandered through my head
I wept just like a baby
As I lay awake in bed

Dan kemudian Nicholas percaya bahwa sebenarnya Victoria hidup dalam dirinya, lewat lirik di lagu “Regression”,
.....
And as I draw near, the scene becomes clear,
Like watching my life on screen,

Dan juga melalui kata-kata hipnoterapis pada lagu di akhir “Fatal Tragedy” yaitu,
......
“Remember that death is not the end but only a transition.”

Berkali-kali Nicholas terbangun dari alam bawah sadarnya, membuat pemuda ini semakin merenungkan betapa malang nasib Victoria, dan semakin penasaran mengenai kisah tragis pembunuhan gadis muda tersebut. Singkat cerita, dalam lirik-lirik selanjutnya (dalam lagu “Fatal Tragedy”, “Beyond this Life” dan “Home”) dapat diambil kesimpulan, bahwa Victoria Page dibunuh oleh kekasih gelapnya sendiri, Edward Baynes ketika terjadi perkelahian antara kekasih Victoria yang asli, Julian. Edward Baynes, yang saat itu terbakar cemburu membunuh Victoria dengan pistol dan dengan kalimat terakhir “Open your eyes, Victoria” dan kemudian menembak kepalanya sendiri (bunuh diri). Kisah tragis cinta  segitiga tersebut terangkum selama Nicholas melakukan ”pengembaraanya” dalam alam bawah sadarnya dan membuat dia merasa kasihan dengan gadis muda tersebut, karena tidak memiliki kehidupan dan kesempatan yang baik dalam hidup, tergambar dalam lagu “Through her eyes”,
.......
She wasn't given any choice
Desperation stole her voice
I've been given so much more in life
I've got a son, I've got a wife
Klimaks dari cerita ini, tergambar dari lirik lagu “The Spirit Carries On”, yang merupakan percakapan antara Nicholas dan Victoria, setelah Nicholas mengerti semua apa yang terjadi di masa lalu. Lihatlah penggalan lirik lagu tersebut,
......
I used to be frightened of dying
I used to think death was the end
But that was before
I’m not scared anymore,
I know that my soul will transcend

            If i die tommorow, I’ll be allright because i believe
            That after we’re gone, the spirit carries on,...

Saya menggaris bawahi kata “transcend”, mengindikasikan bahwa Nicholas percaya bahwa dirinya adalah Victoria, dan Victoria adalah dirinya (dalam lagu “Through my words’”), karena Victoria yang sudah meninggal di tahun 1928, hanya mengalami transisi (reinkarnasi) ke diri Nicholas yang sekarang. Selanjutnya, Victoria menjawab,
......
Move on, be brave
Don’t weep at my grave
Because I am no longer here
But please never let
Your memory of me disappear

Bahwa selamanya Victoria, akan hidup dalam diri Nicholas. Tapi Victoria menyuruh Nicholas untuk tetap maju dan jangan meratapi makamnya (di lirik lain diceritakan bahwa, Nicholas sempat berkunjung ke makam Victoria dalam alam bawah sadarnya). Maksudnya, di kehidupan sekarang Nicholas harus bisa menjalani hidupnya, tanpa terganggu bayangan Victoria (meskipun akan terus ada). Di lagu terakhir “Finally Free”, Nicholas kembali ke alam bawah sadarnya untuk terakhir kalinya dan akhirnya dibangunkan oleh Hipnoterapis dengan kalimat “Open Your Eyes, Nicholas”, persis ketika sesaat sebelum Edward Baynes menembak Victoria dengan pistol. Jika, Nicholas percaya bahwa  dirinya adalah Victoria di masa lalu, maka apakah Sang Hipnoterapis ini adalah hasil reinkarnasi dari Edward Baynes, mengingat kata-kata yang diucapkan keduanya sama persis.

Victoria Page : Masa lalu atau Persepsi?

Lagi-lagi, saya harus mengakui kemampuan dan kapasitas para personil Dream Theater dalam menyusun setiap lirik dan jalinan cerita di album ini. Pertanyaan yang muncul, apakah memang benar adanya, dalam dunia ilmu kejiwaan atau psikologi terdapat suatu macam kelainan atau penyakit yang mengharuskan sesorang menjalani terapi hipnotis seperti Nicholas?. Bila benar, maka keseluruhan cerita diatas hanyalah fhasil dari imajinasi Nicholas. Artinya, semua tokoh dalam cerita tersebut, termasuk Victoria Page adalah persepsi yang dihasilkan pikiran Nicholas sendiri, karena dia mengalami gangguan kejiwaan atau sering kita sebut “ORANG GILA” . Atau mungkin, memang benar adanya, orang yang sudah meninggal seperti anggapan Nicholas, dapat melalui tahapan reinkarnasi dan jiwanya akan tetap hidup pada orang di masa yang akan datang, seperti yang dialami Victoria??? Persis yang digambarkan dalam lirik “The Spirit Carries On”,  That after we’re gone, the spirit carries on,...( setelah kita pergi/mati, jiwa kita akan tetap tinggal,..) . Para pendengar bebas menentukkan argumen mana yang ia pilih, karena Dream Theater tidak menyatakan dengan tegas mana yang menjadi akhir cerita ini. Termasuk Anda, silahkan Anda tentukan sendiri akhir cerita yang absurd, rumit dan  penuh misteri ini! Sekian dan terima kasih.


Bagus A, Depok Maret 2012.  

The Spirit Carries On Lyrics by John Petrucci

Nicholas :
 Where did we come from ?
Kita berasal dari mana ?
Why are we here ?
Kenapa kita berada di sini ?
Where do we go when we die?
Jika kita mati ke mana kita pergi ?
What lies beyond ?
apakah yang ada di baliknya
And what lay before ?
Apa yang terjadi sebelumnya
Is anything certain in life?
Apakah hidup ini memang sudah ditentukan ?

They say, life is too short,

Mereka bilang: hidup ini terlalu pendek
The here and the now
Disini dan sekarang
And you’re only given one shot
Dan kau hanya diberi satu kali kesempatan
But could there be more,
Tapi apa mungkin lebih dari itu
Have I lived before,
Apa aku pernah hidup sebelumnya
Or could this be all that weve got?
Atau emang hanya ini yang kita dapat?

If I die tomorrow I’d be allright

Jika aku mati besok, aku kan baik saja
Because I believe That after we’re gone
Karena aku percaya, walaupun setelah kita tidak ada
The spirit carries on
Jiwa ini akan tetap ada

I used to be frightened of dying
Dulu aku sangat takut akan kematian
I used to think death was the end
Dulu aku pikir kematian adalah akhir

But that was before, Im not scared anymore

Tapi itu dulu, sekarang aku tak takut lagi
I know that my soul will transcend
Aku tau jiwaku akan berpindah
I may never find all the answers
Aku mungkin tak akan pernah menemukan semua jawabannya
I may never understand why
Aku mungkin tak akan pernah mengerti mengapa ini terjadi
I may never prove What I know to be true
Aue juga tak akan bisa membuktikan segala yang aku tau itu benar
But I know that I still have to try
Tapi aku tau bahwa aku harus tetap mencoba

Victoria :
Move on, be brave, Dont weep at my grave
Ayo, beranilah, jangan menangis di kuburanku
Because I am no longer here
Karena aku tak lagi berada disini
But please never let your memory of me disappear
Tapi tolong jangan biarkan kenangan tentangku terhapus dari pikiranmu

Nicholas :
Safe in the light that surrounds me
Aman dalam cahaya yang mengelilingiku
Free of the fear and the pain
Terbebas dari rasa takut dan kepedihan
My questioning mind Has helped me to find
Pikiranku yang terus bertanya telah membantuku menemukan
The meaning in my life again
Arti dari hidup ku lagi
Victoria’s real I finally feel
Victoria (nama orang) benar, akhirnya aku merasakan
At peace with the girl in my dreams
Kedamaian dengan gadis impianku
And now that Im here Its perfectly clear
Sekarang aku di sini, segalanya telah jelas
I found out what all of this means
Aku tau apa arti semua ini 

1 komentar:

Windi mengatakan...

cara mas bagus menulis resensi boleh juga ;)
good!
request dong yg Andre Harihandoyo dan Sonic People hehe :)

Posting Komentar

 
;