Minggu, 29 Juli 2012

Pancaroba

; malam terlalu cepat datang, angin sedari tadi bersiap. tak sabar menikam dadaku.

ada hujan di luar sana, yang menurunkan sepi juga air mata,
tidak peduli sekarang malam atau shubuh,
perjumpaan kita tak akan pernah kembali

terlalu lama dingin berdiam, menjelma gigil yang
melebur bersama pecahan-pecahan cerita,
yang semenjak sore tadi aku susun
tapi tak pernah menyatu,

hanya angin yang gemuruh, memburu,
dan bernafsu menelusup ke dalam bidang-bidang batas
(batas) yang lahir setelah kepergianmu,
(pergimu) yang tak pernah kuizini,

musim dan cuaca memilih diam atas segala pertanyaan,
dan berhenti untuk menyampaikan kabarmu,
yang terkirim padaku hanyalah semacam isyarat,
yang tak pernah ku mengerti.


Depok, 29 Juli 2012








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;