Senin, 10 Oktober 2011

Malam Do'a



:derit pintu masih merintih-rintih, sedangkan hujan tak kunjung berhenti, selalu riwis di rongga dada.....

Malam pun pecah, dinding-dinding meretak,
langit-langit mulai berjatuhan, dan hening seakan menjelma ketakutan,
sekelebat bayangan masa lalu hanya meninggalkan luka menganga,
adalah mereka yang sudah terukir kisahnya, yang tidak perlu disebut namanya,

(andaikan diam adalah jawaban atas segala keputusasaan, maka tangis hanyalah serupa pelampiasan)


Tuhan, datanglah aku dengan kegetiran,
di tanganku bertumpuk dosa, dan kepalaku mendidih,
rambutku rambut api, menyalak bagai obor pesta,
simpuh ini bukan kesedihan, melainkan nelangsa yang sudah semusim tak kunjung reda,
aku tersungkur di sajadah-Mu yang panjang,
hingga aku tak tahu dimana ujungnya,

aku ini manusia biadab, yang Kau sembunyikan dari manusia beradab,
mulutku penuh lumpur, sedangkan mataku sudah tak mampu melihat mana yang jelas mana yang kabur,
aku tahu, sebentar lagi tulang belulang ini nanti akan hancur,

Tuhan, adalah aku manusia peminta,
dibawanya aku oleh nafsu ke tempat tak bernama,
disana aku dikubur dalam-dalam,
hingga rasa syukur ini semakin tenggelam,
dan adalah aku manusia serakah,
di dahiku penuh darah,
hati ini bahkan sudah bernanah,

Tuhan, (jika masih ada) kasih sayang yang Kau titipkan pada ujung sepertiga malam,
aku ingin menjemputnya, sebelum pagi tiba,
aku ingin merasakan hikmahnya,

sunyi segeralah pulang, dan selimutilah aku dengan mimpi yang terang,
....

10 Oktober 2011






2 komentar:

Windi Gita mengatakan...

Lagi membiasakan Shalat Tahajud ya :)

Unknown mengatakan...

sangat pengen, mohon dukungannya, tolong dibantu yaaa,..hehe

Posting Komentar

 
;