Senin, 18 Mei 2009

hujan mengalir di matamu, dan aku hanya bisa terdiam,



(dan akhirnya): hujan pun mengalir di matamu,
apa yang bisa aku lakukan,
tidak ada
sama sekali tidak ada

ketika itu, (tahukah kau bahwa ada badai di tubuhku?)
wajahmu memucat, seperti embun
yang kulihat pagi tadi,
walaupun sekilas lembut,
tapi dingin,
dan aku juga tahu, itu menyimpan keppedihanmu,


(dan akhirnya suaramu tenggelam dalam nafasmu)
meski baru kusadari, lidahku kelu melihatmu membisu
dinding-dinding pipimu meremuk redam,
seolah kau telah lama sekali dalam kegelisahan
dan aku pun mengerti,
bahwa hitam di garis matamu itu,
telah lama kau simpan sendiri
; karena hujan-mu tak kunjung reda dan berakhir

mungkin,(hanya malam ini aku akan berkata seperti ini)
hanya dengan bau tubuhmu aku bisa tidur dengan tenang malam ini,
dan dengan sedikit sisa potongan kata-katamu yang terakhir,
hatiku akan terbawa mimpimu yang tenang.

(tapi apa yang bisa kulakukan untukmu, kasih?)
malam ini matamu begitu sayu,
dan aku tahu itu karena sembilu yang membiru
di hatimu

(malam terus berlarut-dalam keheningan-)
hujan terus mengalir di matamu,
dan aku hanya bisa terdiam,


Terinspirasi dari sebuah Novel "Ketika Malam Sendirian"

1 komentar:

Anonim mengatakan...

nice

Posting Komentar

 
;