Selasa, 08 November 2016 0 komentar

mendengarlah

Ada kalanya kau harus mendengarkan suara hatimu, mendalami rahasianya, memaknai hikmahnya.
Ada kalanya kau harus mematuhi rasa pikirmu, menuruti keinginannya, meresapi hasratnya.
Ada kalanya kau harus menuliskan wasiatmu, mengeja petunjuknya, menelusuri arah tujuannya.

Minggu, 02 Maret 2014 0 komentar

Sepucuk surat untuk Ayah dan Ibu

Jakarta, 02 Maret 2014 Ibu, Aku kangen sekali sama Ibu. Ayah, Kapan kita ngobrol sampai larut malam lagi? Salam cinta, Anakmu
Selasa, 10 Desember 2013 1 komentar

Malam di pelupuk matamu

Pudarlah segala rahasia, yang terselip diantara perjumpaan-perjumpaan kita.
Lalu berbaringlah di pundakku, hai wanitaku. Kita akan menghabiskan malam dengan lilin-lilin yang pendar cahayanya teduh. Kita akan tidur dengan pengantar musik irama negeri seberang, suasana kota Jakarta.

Tak perlu lagi kau khawatirkan, apa besok kita akan bertemu di tempat biasa. Karena sepnjang malam ini, kenangan terbaik apa yang bisa kita ciptakan?

Kamis, 07 November 2013 0 komentar

Etalase senja (1)

Langit mega yang menguning dan laut lepas berwajah kunang-kunang, dibaliknya perahu-perahu merapat lambat dan siap tertambat. Dermaga yang temaram, pelabuhan terakhir bagi yang memuja sunyi. Pasir-pasir mengendap lindap dengan tenang, orang-orang sudah terlalu lama menunggu dan bergegas pulang

Para nelayan bersiap, menggendong jala-jala. Wajah-wajah gelisah terekam dari balik bulan purnama. Ooo,,malam tak pernah terlambat datang.
Burung camar melayang-layang, membelah ombak. Menunggu matahari berpamitan pada dunia di belahan ini.

Sepasang kekasih bergandengan tangan, menyusuri cakrawala. Perbincangan yg tiada maksud dan ujungnya, tetap renyah diantara suasana senja.

Kamis, 30 Mei 2013 0 komentar

Suatu sore di Cawang-Cikoko

Hai gadis beralis senyuman, bicaralah. Diammu terlalu sulit untuk aku artikan....

Sore itu.
Orang-orang lalu-lalang, berombak, berbuih menenggelamkan perbincangan kita. Aku mendekat. Kaupun melemparkan jala. Aku ikan yang terperangkap. Aku pasrah. Kaupun serupa kail pancing yang menari-nari, di tengah keributan ini, di sepanjang sore ini.

Sore itu.
Jalanan tampak mengerucut, kita sengaja berlari kecil menuju oranye di ujung sana. Kita sengaja berlarian, berlompatan, aku lagi-lagi tenggelam diantara manusia. Dan tiba-tiba kaupun hilang.

Sore itu.
Aku menyelam. Tenggelam lagi, di dasar kaki-kaki. Kaupun berkelebat. Sekilas kau terlihat diantara dua sisi jalan yang teramat dekat. Aku tak ingat.

(masih) Sore itu.
Tiba-tiba aku tersadar, diantara tatapan orang-orang.  Mereka masih lalu-lalang. Kaupun terlanjur hilang.

Hai gadis bermata rindu, kemana aku harus mencarimu.







Depok, 4 Mei 2013




Senin, 04 Maret 2013 0 komentar

Lorong waktu yang menciut

Suatu sore, yang diam. Hanya gerimis yang lesu sedari tadi, membisu lewat bahasanya. Sepasang burung mesra, berteduh, menekuk matanya, melipat paruhnya. Lelaki bermata empat menembus hujan dan di tanganya sepucuk belati, bermata sakit hati. "Ooo, kenanga berwajah murka, sampai kapan kau akan berkelana?"

Perempuan bertudung duka keluar dari balik kamar rahasia, tergesa-gesa. Menjemput anak kecil yang menangis di bawah lampu, yang duduk termangu, yang sudah bosan membaca cuaca, lelah mengeja peristiwa. Lihatlah, kereta kuda berkaki delapan belas melaju, menerbas, beringas. Dihadanglah ribuan pelayat pikun yang terburu-buru, yang setia, merapal doa demi doa.

Ada manusia berbau bunga melati, menekuri tasbih, dari matanya keluar mutiara. Di sampingnya bapak-bapak yang lelah, tatapan matanya selalu gelisah.Mungkin karena menanggung dosa atau rasa bersalah.
Seorang wanita paruh baya memapah kakek tua berwajah tuhan, berbaju baju orang-orang di pemakaman. Gadis malang betubuh mungil di gendong penyair, berteriak tentang sajak berirama dua, tak jelas, samar-samar bunyinya. Kucing liar bermata emas meloncat, melewati orang-orang yang terperanjat.

Orang gila berbaju raja, duduk tenangnya, menulis cerita.


Jakarta, 4 Maret 2013


Minggu, 29 Juli 2012 0 komentar

Pancaroba

; malam terlalu cepat datang, angin sedari tadi bersiap. tak sabar menikam dadaku.

ada hujan di luar sana, yang menurunkan sepi juga air mata,
tidak peduli sekarang malam atau shubuh,
perjumpaan kita tak akan pernah kembali

terlalu lama dingin berdiam, menjelma gigil yang
melebur bersama pecahan-pecahan cerita,
yang semenjak sore tadi aku susun
tapi tak pernah menyatu,

hanya angin yang gemuruh, memburu,
dan bernafsu menelusup ke dalam bidang-bidang batas
(batas) yang lahir setelah kepergianmu,
(pergimu) yang tak pernah kuizini,

musim dan cuaca memilih diam atas segala pertanyaan,
dan berhenti untuk menyampaikan kabarmu,
yang terkirim padaku hanyalah semacam isyarat,
yang tak pernah ku mengerti.


Depok, 29 Juli 2012








Minggu, 11 Maret 2012 1 komentar

Review Album Metropolis Part.2 : Scene from A Memory




Artis/musisi   : Dream Theater
Judul album   : Metropolis Part.2 : Scene from A Memory
Tahun rilis     : 1999
Jumlah lagu    : 12 Lagu
Setting cerita : Thn. 1999 dan 1928
Plot                 : Maju-mundur
Tokoh             : Nicholas, Victoria Page, Edward Baynes, Julian, Old man, The Hypnoterapist.


Untuk kali ini saja, saya harus melanggar aturan saya sendiri, bahwa blog ini pada awalnya memang akan saya isi dengan tulisan-tulisan pribadi berupa puisi atau cerita pendek. Oleh karena beberapa bulan terakhir, saya tak kunjung juga menambah tulisan baru di blog ini, kali ini ijinkan saya untuk “menceritakan” pada Anda semua mengenai sebuah album musik yang dalam kapasitas penilaian saya, sebagai penikmat musik awam, album ini merupakan album yang sangat mengagumkan. Yak,  Dream Theater, dengan judulnya albumnya Metropolis Part.2 : Scene of Memory, yang merupakan sekuel dari salah satu lagu di album Image and Words, yaitu lagu yang berjudul Metropolis Part.1 : The Mirracle and The Sleeper. Bolehlah saya mulai dengan bagaimana saya bisa menemukan album ini. Ada seorang teman berkunjung ke kostan saya, kemudian memutar lagu “The Spirit Carries On” lewat handphone-nya, karena lagu tersebut iramanya cukup nyaman  ditelinga (belum mengerti liriknya) singkat cerita saya meng-copy lagu itu ke komputer. Hingga berbulan-bulan lamanya, lagu tersebut saya putar beberapa kali (shuffle), but it’s no different. Hingga pada akhirnya, saya iseng untuk mencari liriknya di internet, dan ternyata liriknya bukan seperti lirik lagu-lagu kebanyakan yang melulu tentang jatuh cinta, patah hati atau segala masalah karena kedua hal tersebut. Ya, lirik lagu “The Spirit Carries On”, dalam pemahaman saya menceritakan tentang kehidupan setelah kematian, pencerahan dan kesedihan yang amat mendalam.
Oke, cukup sampai disitu mengenai “sejarah” perjumpaan saya dengan salah satu album legendaris Dream Theater ini, mari kita mulai untuk melihat apa isi album spektakuler ini. Album ini dimulai dengan suara seorang lelaki sedang memberikan instruksi untuk menarik napas dan membuat seseorang yang lain bisa merasa rileks (seperti orang yang sedang menghipnotis dalam acara-acara magic) dengan hanya diiringi detikan jam yang cukup keras. Kemudian memasuki menit 01:02 barulah terdengar samar-samar suara iringan gitar, dan kemudian barulah suara James LaBrie, vokalis Dream theater terdengar. Itulah lagu yang berjudul “Regression”, merupakan lagu pertama di album ini. “Regression” merupakan potongan dari lagu “The Spirit Carries On” dengan sedikit pengubahan lirik. Berbeda dengan album-album musik lainnya, album ini memiliki jalinan cerita yang terselip diantara tiap-tiap lagu dan runut. Artinya, lagu pertama sebagai pembuka, dilanjutkan dengan lagu kedua dan seterusnya, hingga lagu kedua belas yang merupakan penutup cerita. John Petrucci, sang gitaris yang menulis 5 buah lirik dalam album ini sekaligus penggagas ide cerita, harus saya akui kemampuan bermusik dan kreativitasnya yang sangat tinggi. Disinilah, kepiawaian Dream Theater, sebagai group band yang kesemua anggotanya memiliki catatan bermusik yang berbobot, benar-benar ditunjukkan kepada seluruh fansnya.


Kisah seorang pemuda dan seorang gadis di masa lalu
Kedua kalinya, saya menemukan album musik dengan konsep yang mirip, yaitu dengan menjalinkan lirik-lirik dalam lagu menjadi kesatuan cerita yang utuh, yang dapat dinikmati. Pertama kali, saya menemukan album dari Indonesia, yaitu album Good (for my soul) dari Andre Harihandoyo dan Sonic People, namun liriknya kesemuanya bahasa inggris dan jalinan ceritanya lumayan runut, tapi bercerita tentang cinta biasa, but it’s good. Nah, untuk kedua kalinya, album Dream Theater ini membuat urat penikmat musik saya berdiri, bukan hanya karena lagu-lagunya yang memikat telinga, tapi juga karena jalinan cerita cinta tragis dan penuh misteri yang terselip diantara barisan lirik.
Nicholas, seorang pemuda yang hidup di tahun 1999 merasa hidupnya selalu dihantui sesosok wanita bernama Victoria Page.  Dalam mimpinya, dalam bawah sadarnya, Nicholas merasa harus mencari tahu siapa jati diri Victoria ini. Pada akhirnya, Nicholas pergi ke seorang Hypnotherapist, yang pada lagu pertama (“Regression), sangat jelas bahwa Nicholas baru saja dibawa Hypnotherapist menuju alam bawah sadarnya untuk bertemu Victoria. Hal ini sangat jelas di baris terakhir dari lagu Regression, “Hello Victoria,  so glad to see you my friend”, bahwa dalam alam bawah sadarnya Nicholas telah bertemu Victoria. Digambarkan juga dalam lirik lagu “Strange deja vu” bahwa Nicholas diceritakan masuk ke rumah Victoria, dan merasakan perasaaan yang tidak asing, seperti sudah terbiasa di rumah itu. Lagu-lagu berikutnya, akan bercerita tentang proses terapi hipnotis Nicholas dan tentunya bagaimana pertemuan Nicholas dengan Victoria.
Pada akhirnya, Nicholas percaya bahwa Victoria adalah seorang gadis yang hidup di tahun 1928 dan entah kenapa Nicholas merasa memiliki kedekatan yang begitu mendalam dengan Victoria, meskipun mereka hanya bertemu di alam bawah sadarnya. Lagu-lagu selanjutnya, menceritakan tentang pertemuan Nicholas dengan Old Man (Pria Tua), yang memberitahukan bahwa telah terjadi pembunuhan seorang gadis muda dalam berita di headline koran (tahun 1928), tidak lain dan tidak bukan gadis itu adalah Victoria Page. Jadi, anggapan awal saya, core story-nya adalah pencarian Nicholas mengenai sosok Victoria Page (mengapa dia dibunuh dan siapa yang membunuh) melalui alam bawah sadarnya. Lirik-lirik selanjutnya menggambarkan bahwa Victoria mempunyai mata yang sangat indah, dalam lagu “Through her eyes” ,
.........
I’m learning all about my life
By looking through her eyes
.........
And as her image
Wandered through my head
I wept just like a baby
As I lay awake in bed

Dan kemudian Nicholas percaya bahwa sebenarnya Victoria hidup dalam dirinya, lewat lirik di lagu “Regression”,
.....
And as I draw near, the scene becomes clear,
Like watching my life on screen,

Dan juga melalui kata-kata hipnoterapis pada lagu di akhir “Fatal Tragedy” yaitu,
......
“Remember that death is not the end but only a transition.”

Berkali-kali Nicholas terbangun dari alam bawah sadarnya, membuat pemuda ini semakin merenungkan betapa malang nasib Victoria, dan semakin penasaran mengenai kisah tragis pembunuhan gadis muda tersebut. Singkat cerita, dalam lirik-lirik selanjutnya (dalam lagu “Fatal Tragedy”, “Beyond this Life” dan “Home”) dapat diambil kesimpulan, bahwa Victoria Page dibunuh oleh kekasih gelapnya sendiri, Edward Baynes ketika terjadi perkelahian antara kekasih Victoria yang asli, Julian. Edward Baynes, yang saat itu terbakar cemburu membunuh Victoria dengan pistol dan dengan kalimat terakhir “Open your eyes, Victoria” dan kemudian menembak kepalanya sendiri (bunuh diri). Kisah tragis cinta  segitiga tersebut terangkum selama Nicholas melakukan ”pengembaraanya” dalam alam bawah sadarnya dan membuat dia merasa kasihan dengan gadis muda tersebut, karena tidak memiliki kehidupan dan kesempatan yang baik dalam hidup, tergambar dalam lagu “Through her eyes”,
.......
She wasn't given any choice
Desperation stole her voice
I've been given so much more in life
I've got a son, I've got a wife
Klimaks dari cerita ini, tergambar dari lirik lagu “The Spirit Carries On”, yang merupakan percakapan antara Nicholas dan Victoria, setelah Nicholas mengerti semua apa yang terjadi di masa lalu. Lihatlah penggalan lirik lagu tersebut,
......
I used to be frightened of dying
I used to think death was the end
But that was before
I’m not scared anymore,
I know that my soul will transcend

            If i die tommorow, I’ll be allright because i believe
            That after we’re gone, the spirit carries on,...

Saya menggaris bawahi kata “transcend”, mengindikasikan bahwa Nicholas percaya bahwa dirinya adalah Victoria, dan Victoria adalah dirinya (dalam lagu “Through my words’”), karena Victoria yang sudah meninggal di tahun 1928, hanya mengalami transisi (reinkarnasi) ke diri Nicholas yang sekarang. Selanjutnya, Victoria menjawab,
......
Move on, be brave
Don’t weep at my grave
Because I am no longer here
But please never let
Your memory of me disappear

Bahwa selamanya Victoria, akan hidup dalam diri Nicholas. Tapi Victoria menyuruh Nicholas untuk tetap maju dan jangan meratapi makamnya (di lirik lain diceritakan bahwa, Nicholas sempat berkunjung ke makam Victoria dalam alam bawah sadarnya). Maksudnya, di kehidupan sekarang Nicholas harus bisa menjalani hidupnya, tanpa terganggu bayangan Victoria (meskipun akan terus ada). Di lagu terakhir “Finally Free”, Nicholas kembali ke alam bawah sadarnya untuk terakhir kalinya dan akhirnya dibangunkan oleh Hipnoterapis dengan kalimat “Open Your Eyes, Nicholas”, persis ketika sesaat sebelum Edward Baynes menembak Victoria dengan pistol. Jika, Nicholas percaya bahwa  dirinya adalah Victoria di masa lalu, maka apakah Sang Hipnoterapis ini adalah hasil reinkarnasi dari Edward Baynes, mengingat kata-kata yang diucapkan keduanya sama persis.

Victoria Page : Masa lalu atau Persepsi?

Lagi-lagi, saya harus mengakui kemampuan dan kapasitas para personil Dream Theater dalam menyusun setiap lirik dan jalinan cerita di album ini. Pertanyaan yang muncul, apakah memang benar adanya, dalam dunia ilmu kejiwaan atau psikologi terdapat suatu macam kelainan atau penyakit yang mengharuskan sesorang menjalani terapi hipnotis seperti Nicholas?. Bila benar, maka keseluruhan cerita diatas hanyalah fhasil dari imajinasi Nicholas. Artinya, semua tokoh dalam cerita tersebut, termasuk Victoria Page adalah persepsi yang dihasilkan pikiran Nicholas sendiri, karena dia mengalami gangguan kejiwaan atau sering kita sebut “ORANG GILA” . Atau mungkin, memang benar adanya, orang yang sudah meninggal seperti anggapan Nicholas, dapat melalui tahapan reinkarnasi dan jiwanya akan tetap hidup pada orang di masa yang akan datang, seperti yang dialami Victoria??? Persis yang digambarkan dalam lirik “The Spirit Carries On”,  That after we’re gone, the spirit carries on,...( setelah kita pergi/mati, jiwa kita akan tetap tinggal,..) . Para pendengar bebas menentukkan argumen mana yang ia pilih, karena Dream Theater tidak menyatakan dengan tegas mana yang menjadi akhir cerita ini. Termasuk Anda, silahkan Anda tentukan sendiri akhir cerita yang absurd, rumit dan  penuh misteri ini! Sekian dan terima kasih.


Bagus A, Depok Maret 2012.  

The Spirit Carries On Lyrics by John Petrucci

Nicholas :
 Where did we come from ?
Kita berasal dari mana ?
Why are we here ?
Kenapa kita berada di sini ?
Where do we go when we die?
Jika kita mati ke mana kita pergi ?
What lies beyond ?
apakah yang ada di baliknya
And what lay before ?
Apa yang terjadi sebelumnya
Is anything certain in life?
Apakah hidup ini memang sudah ditentukan ?

They say, life is too short,

Mereka bilang: hidup ini terlalu pendek
The here and the now
Disini dan sekarang
And you’re only given one shot
Dan kau hanya diberi satu kali kesempatan
But could there be more,
Tapi apa mungkin lebih dari itu
Have I lived before,
Apa aku pernah hidup sebelumnya
Or could this be all that weve got?
Atau emang hanya ini yang kita dapat?

If I die tomorrow I’d be allright

Jika aku mati besok, aku kan baik saja
Because I believe That after we’re gone
Karena aku percaya, walaupun setelah kita tidak ada
The spirit carries on
Jiwa ini akan tetap ada

I used to be frightened of dying
Dulu aku sangat takut akan kematian
I used to think death was the end
Dulu aku pikir kematian adalah akhir

But that was before, Im not scared anymore

Tapi itu dulu, sekarang aku tak takut lagi
I know that my soul will transcend
Aku tau jiwaku akan berpindah
I may never find all the answers
Aku mungkin tak akan pernah menemukan semua jawabannya
I may never understand why
Aku mungkin tak akan pernah mengerti mengapa ini terjadi
I may never prove What I know to be true
Aue juga tak akan bisa membuktikan segala yang aku tau itu benar
But I know that I still have to try
Tapi aku tau bahwa aku harus tetap mencoba

Victoria :
Move on, be brave, Dont weep at my grave
Ayo, beranilah, jangan menangis di kuburanku
Because I am no longer here
Karena aku tak lagi berada disini
But please never let your memory of me disappear
Tapi tolong jangan biarkan kenangan tentangku terhapus dari pikiranmu

Nicholas :
Safe in the light that surrounds me
Aman dalam cahaya yang mengelilingiku
Free of the fear and the pain
Terbebas dari rasa takut dan kepedihan
My questioning mind Has helped me to find
Pikiranku yang terus bertanya telah membantuku menemukan
The meaning in my life again
Arti dari hidup ku lagi
Victoria’s real I finally feel
Victoria (nama orang) benar, akhirnya aku merasakan
At peace with the girl in my dreams
Kedamaian dengan gadis impianku
And now that Im here Its perfectly clear
Sekarang aku di sini, segalanya telah jelas
I found out what all of this means
Aku tau apa arti semua ini 
Rabu, 07 Desember 2011 0 komentar

sebuah memori tentang aku dan kamu

(bangku-bangku dan tempat ini adalah saksi, dimana aku dan kamu pertama kali saling mengisi)

semestinya tidak ada majas atau peribahasa hari ini,
hanya saja, waktu terpaksa menjemputku menuju tempat yang jauh darimu,

hari ini aku akan pergi, sayang.
sedangkan, aku bahkan tak sempat memanggilmu, sayang.

tiba-tiba aku tersesat di pandangan matamu,
nafasku terengah-engah, karena memburu arti kalimatmu.
bibirku pun sudah kelu, bahkan sebelum kamu datang.

pertemuan ini serasa iring-iringan pernikahan,
selalu ada kebahagiaan, tapi entah kenapa terselip kesedihan.

kamu tahu? jam dinding di ujung sana seolah menghakimi kita,
harusnya, kamu datang lebih cepat disini,
aku masih ingin menggenggam tanganmu, lebh lama lagi,

tak ada lagi yang perlu ku katakan,
tapi bukan memang tak ada yang perlu untuk dikatakan,
lebih baik aku menikmati keheningan ini, kebersamaan ini,

jarum jam pun meruncing, ruangan ini pun terasa terlipat-lipat,
lalu aku mulai mengukur jarak antara dadaku dan kedua matamu,
antara rinduku dan senyumanmu,...




8 Desember 2011
















Jumat, 21 Oktober 2011 0 komentar

Penantian dalam hujan

; kita bagai jarak yang terlampau jauh, yang seolah mustahil untuk aku tempuh

aku duduk sendirian,
di pangkuan senja, di pelukan sore
hanya dingin yang setia,
pada hati ini yang setengah lupa,

sudah ku tunggu semenjak setengah musim terakhir,
ada perjumpaan yang aku impikan,
ada pertemuan yang aku rencanakan,
tapi masih ada rindu yang tak bertuan.

hujan sore ini begitu tenangnya,
bahkan aku tak bisa mengeja bahasanya,
rintik air-nya serupa penantianku, penantian rasa,
sedangkan gemericiknya persis was-was didalam dada,

o...malam yang menua,
haruskah aku sampai padanya dengan tergesa-gesa?


Madiun, 4 Desember 2011












Jumat, 14 Oktober 2011 0 komentar

Untitled (3)


Pada jemarimu kualirkan seluruh sungai hatiku,
bagai oase dari seluruh udara nafas dan darahku yang bergelombang menuju muara harapan.
dan di sela-sela jemarimu kurapatkan pintu-pintu masa lalu
yang selalu menguak diantara perih dan ragu....



25 Maret 2007





1 komentar

Untitled (2)

: karena aku terlahir sebagai manusia,maka aku kan terus seperti ini....

dan itulah yang mereka sebut cinta.
yang mereka anggap suci dan abadi.
yang seolah tak pernah takan ada.
aku merasa seperti itu.
cinta dan logika .terlalu munafik untuk satu.
cinta dan nafsu.terlalu tabu untuk mereka ucapkan.
cinta dan kasih .terlalu suci untuk mereka rasakan.
cinta dan kegilaan.terlalu mendramatisir suasana.

kebanyakan adalah tak mereka mengerti. sebab ,cinta adalah hakikat.
cinta adalah anugerah. yang tak bisa diciptakan dan tak bisa dimusnahkan.
meski cinta adalah pendosa. dan meski cinta adalah lara.
tapi cinta adalah jiwa yang tak pernah diam untuk bicara dan menggema di dengungan usia-usia manusia.

walau arti dan makna yang terlahir dari mulut manusia untuk mewakili hakikat cinta, tak akan pernah sampai. hingga manusia menemukan dirinya sendiri-dalam keadaan- tanpa siapa, apa, dimana
atau bagaimana ia sebagai manusia.
dan di dalam dirinya tidak ada siapapun -bahkan jasadnya-.
tinggalah jiwa dan cinta menyatu dalam Kemegahan-Nya.
jika manusia mencapai derajat tersebut ,
barulah ia meyakini dan mengilhami Yang disebut Cinta itu-padahal manusia tak tahu sama sekali dengan apa Tuhan menyebutnya.-

20 Maret 2007





0 komentar

Untitled (1)



yang terdalam dari sebuah jurang bukanlah dasar jurang
itu, namun ke-emosi-an dan penglihatan, -seberapa
ketakutan -
orang yang menengok jauh di dasar jurang
itu.

yang tertinggi dari sebuah gunung
tertinggipun, bukanlah sesuatu yang ada di puncak,
tapi bagaimana seseorang memahami dan memaknai ke-tertinggian itu.

yang terbaik dari seorang kekasih,bukanlah cinta dan kasih sayang yang
dicurahkan kepada kekasihnya, namun bagaimana
kekasihnya  menghargai dan memaknai setiap centi dan
detik yang diberikan oleh kekasihnya itu.


15 maret 2007
Senin, 10 Oktober 2011 2 komentar

Malam Do'a



:derit pintu masih merintih-rintih, sedangkan hujan tak kunjung berhenti, selalu riwis di rongga dada.....

Malam pun pecah, dinding-dinding meretak,
langit-langit mulai berjatuhan, dan hening seakan menjelma ketakutan,
sekelebat bayangan masa lalu hanya meninggalkan luka menganga,
adalah mereka yang sudah terukir kisahnya, yang tidak perlu disebut namanya,

(andaikan diam adalah jawaban atas segala keputusasaan, maka tangis hanyalah serupa pelampiasan)


Tuhan, datanglah aku dengan kegetiran,
di tanganku bertumpuk dosa, dan kepalaku mendidih,
rambutku rambut api, menyalak bagai obor pesta,
simpuh ini bukan kesedihan, melainkan nelangsa yang sudah semusim tak kunjung reda,
aku tersungkur di sajadah-Mu yang panjang,
hingga aku tak tahu dimana ujungnya,

aku ini manusia biadab, yang Kau sembunyikan dari manusia beradab,
mulutku penuh lumpur, sedangkan mataku sudah tak mampu melihat mana yang jelas mana yang kabur,
aku tahu, sebentar lagi tulang belulang ini nanti akan hancur,

Tuhan, adalah aku manusia peminta,
dibawanya aku oleh nafsu ke tempat tak bernama,
disana aku dikubur dalam-dalam,
hingga rasa syukur ini semakin tenggelam,
dan adalah aku manusia serakah,
di dahiku penuh darah,
hati ini bahkan sudah bernanah,

Tuhan, (jika masih ada) kasih sayang yang Kau titipkan pada ujung sepertiga malam,
aku ingin menjemputnya, sebelum pagi tiba,
aku ingin merasakan hikmahnya,

sunyi segeralah pulang, dan selimutilah aku dengan mimpi yang terang,
....

10 Oktober 2011






Minggu, 09 Oktober 2011 2 komentar

angin yang damai


:adalah angin yang mengalun bagai lagu penutup pesta di malam yang damai, seperti itulah hadirmu, disini.



Jika pertemuan kita adalah sebaris puisi, maka setiap kalimatmu adalah frase aforisme dan senyumanmu adalah peribahasa. Sedangkan aku selalu suka metafora  dalam pandangan matamu.


Jika perjumpaan ini adalah sebait lagu, kamu adalah notasi notasi minor diantara begitu banyak barisan partitur yang berjejal drescendo, membuat dinamika yang berbeda dalam harmony nada bicaramu seakan alto yang mempesona.

Jika perbincangan kita adalah suatu sore, kamu adalah gerimis, yang selalu menyejukkan, setelah  seharian aku berkelana di antara begitu banyak asap, menyusuri berbagai lekukan jalanan.

Jika diam diantara kita adalah  suatu malam, kita malam yang dingin dan sunyi, selalu ada ruang bagi kita untuk saling mengisi, sampai pagi menjelang kita masih bisa menghapus sebagian masa lalu yang telah kita lewati.

Jika perpisahan kita adalah sebuah buku, kamu adalah sebuah halaman, diantara begitu banyak lembaran, sedangkan aku adalah sebuah pembatas, dimana suatu saat aku bisa merapal kertas demi kertas, untuk menemukanmu lagi, membacamu sekali lagi..



Senin, 27 Juni 2011 0 komentar

episode kedua

diantara epilog dan monolog, kutemukan script tak berpengarang yang rela kususuri hingga drama berakhir,.....

naskah kembali ditulis, diatas lembaran-lembaran bernama perjalanan kehidupan.
alur dan setting sudah sedari tadi menunggu, menunggu diceritakan.
tokoh dan karakter sudah siap, siap untuk dimainkan.
sedangkan awal dan akhir cerita belum ada yang tahu. entah dimana.

episode ini tidak akan pernah berakhir.






Jumat, 13 Mei 2011 0 komentar

perjalanan

sudah lama aku merindukan angin, yang membawa hasrat manis 
di malam-malam ketika aku sendiri,...

kemana perginya waktu, ketika semua sudah berlalu?
disinilah semuanya berawal, dan disini pula semuanya berakhir.
tolong, lupakan semua masa lalu.


Rabu, 01 Desember 2010 0 komentar

jalan panjang

:dimana harus kutemui ujung yang tak pernah terlihat. dan aku selalu bertanya kemana sebenarnya aku akan pergi.

jalan masih panjang. dan aku sendirian.
benar-benar sendirian.
Rabu, 13 Oktober 2010 0 komentar

milikilah sore-ku.

datanglah, ketika celah matahari hampir tertutup
ketika embun malam sedang turun
ketika angin mulai mengalun
ketika hening membasuh

di sini, aku menunggu
datangmu.
sembari memangil-manggil namamu
menunggumu, datang dari kejauhan
datang membawa senyuman
datanglah dan milikilah sore-ku.
Rabu, 14 April 2010 2 komentar

surat rindu untuk ibu.

engkaulah berkas cahaya yang tak pernah padam. di hidupku.

ibu. ribuan makna kujumpai di kerutan wajahmu.keindahan senyummu. ketenangan sikapmu.ibu. selalu kuburu nasihat hidupmu.hingga ke liang-liang intonasi bicaramu. sampai rona matamu.ibu. diam-diam aku mencuri kesedihanmu.gelisah hatimu. tapi tak pernah kau tunjukkan.ibu. darimana asal dirimu. hingga aku merasakau tak pernah mati dalam hatiku. setiap waktu.ibu. haruskah aku terharu setiap menuliskan tentangmu?

aku tak pernah lagi menjumpaimu terlelap, ketika di pagi aku terbangun. kapan kau bangun ibu?apa kau tak pernah tidur untuk mendoakanku?. aku tak pernah lagi melihatmu menangis ketika aku mulai dewasa. apa kau tak pernah bersedih hanya lantaran tidak ingin membuatku memikirkanmu?. aku tak pernah lagi melihatmu mengeluh, dimana kau sembunyikan lelahmu? bahkan kau tak pernah berhenti merawatku.

ibu. betapa aku mencintaimu. sudah kukirimkan salamku tiap pagi lewat teduhnya mentari seteduh kasih sayangmu. telah kukirimkan rasa hormatku lewat angin semilir di kala siang sesejuk petuahmu. dan telah kukirimkan do'a dan cintaku lewat keheningan malam sehening dan sedalam misteri hatimu.

ibu. betapa kau rindu padamu. selalu aku ingin memimpikanmu. aku tak pernah meninggalkanmu dalam niat-niatku. semua kulakukan hanya untukmu. andai saja aku punya waktu, sudilah kau mengelus kepalaku.

ibu. sudah lama aku ingin mencium kakimu.
 
;